Panic Buying

Gw ga tau panic buying itu istilah yang bener ato bukan untuk kasus pembelian yang secara tiba-tiba yang dikarenakan suatu hal yang mendesak atau tiba-tiba juga. Apalagi kalau tiba-tiba pengen ngeborong BBM.

Seperti yang diprediksikan bahwa saat harga premium dan solar yang telah dinaikkan jam 00:00 tadi, terjadi antrian kendaraan yang mau “memborong” bensin selagi ada dan harga lama. Yang buat heboh adalah mayoritas kendaraan yang ngantri untuk dapet premium-harga-lama adalah motor! Kendaraan roda dua yang terkenal lincah dan gesit dalam melibas keramaian jalan ini juga ikut meramaikan pemborongan ini. Padahal kan tangki bensin motor itu kalo bebek ga lebih dari 5 liter, kalo mau full tank pun perbedaan harga 6.000 per liter dibanding 4.500 per liter tidak terlalu banyak, dibandingkan dengan kendaraan roda empat yang sepertinya lebih pantas mengantri lama-lama, karena jika dengan 150 ribu rupiah [berarti 2 kali ngantri, karena limit pembelian per sekali transaksi adalah 75 ribu], tangki mobil baru akan penuh. 150 ribu saat Rp. 4.500 per liter dengan saat Rp. 6.000 per liter jelas punya perbedaan harga kumulatif yang cukup besar. Maka daripada itu kendaraan roda empat banyak mengantri di SPBU-SPBU terdekat.

Mau ga mau suka ga suka kenaikan [bahasa kerennya: penyesuaian] harga BBM ini harus dapat dihadapi rakyat Indonesia… Ya mulai-mulai hemat dalam pemakaian BBM dan penggunaan energi yang lain. Mulai benahi angkutan umum, karena dengan prospek harga BBM yang akan naik dan ogah turun, maka sarana transportasi umum harus segera dibenahi agar orang-orang dapat segera berpindah ke transportasi umum dan membatasi penggunaan mobil pribadi.